The Ledge

 
Gue gak nyangka kalo film The Ledge, merupakan sebuah film yang tergolong 'berat' dan mempunyai makna yang mendalam alias masterpiece buat ditonton.Maksudnya film berat itu, bukan film yang berat roll nya >50kg, tapi setiap pemeran memiliki karakter yang kuat dan pernyataan yang masuk akal untuk pembenaran dirinya (Berat juga kan pengertiannya? MANTAP!)

Film The Ledge sepertinya cocok ditonton buat orang yang lagi mendalami jurusan Filsafat dan yang menyukai perdebatan di dalam ilmu filsafat.Film ini mengambil tema : Atheis Vs Fanatik, siapakah yang paling benar di dalam hidup ini?

Masih 11-12 dengan film Man on the Ledge, Setting film The ledge ini juga mengambil tempat di pojokan gedung yang tinggi dengan keadaan pemeran utamanya sedang mencoba bunuh diri.Gue rasa kalau dia mengambil setting di jurang, maka judulnya jadi The Valley (Gak penting banget).

Gavin, seorang lelaki yang open-minded dan atheis, tiba-tiba memutuskan ingin melompat dari sebuah gedung.Dia bersiap untuk lompat dari gedung tersebut tepat jam 12 siang.Dan seperti film yang bertema-kan bunuh diri, maka datanglah para penonton yang mencoba mengabadikan kejadian, ambulans dan polisi yang akan bernegosiasi untuk membujuk Gavin membatalkan niatnya.

Detektif Hollis berusaha untuk membujuk Gavin agar dia turun dan tidak usah melakukan tindakan konyol.Padahal, Hollis sendiri pun sedang dalam masalah pernikahan.Hollis yang mempunyai dua orang anak, baru mengetahui berita yang mengejutkan bahwa dia itu sebenarnya mandul dari dahulu kala.So, anak siapakah itu?
Ini film yang cukup unik, dimana sang negosiator adalah orang yang sedang frustasi dan berbalik curhat dengan orang yang sedang ingin bunuh diri.

Gue sempet ngebayangin kalo ada scene dimana mereka berdua malah duduk di pojokan gedung, sambil ngebeer dan ngerokok bareng sambil teriak, "Life is Hard, Dude!"


Gavin menceritakan kejadian yang memicu dia sehingga berada di pojokan gedung sekarang ini.
Dia tinggal di sebuah apartment dengan seorang homo.Yup! dia tinggal dengan homo tapi tidak menjadi homo.Itu yang namanya open-minded.Suatu ketika Gavin suka dengan istri dari seorang pria yang fanatik dan memaksakan istrinya agar menjadi seperti sang suami.

Suatu kebetulan pula, si istri(Shana) diterima bekerja di tempat yang sama dengan Gavin bekerja.Mereka menjadi akrab dan sering bertukar pikiran satu sama lain.Di sisi lain, Joe sang suami dan fanatik agama menyangka kalau Gavin adalah homo yang tinggal seatap dengan pasangannya dan membutuhkan pertolongan Tuhan agar bisa lepas dari dosa.Joe memaksa terus agar Gavin ini segera bertobat dan memeluk agama yang sama dengan Joe agar bisa masuk surga.

Ada beberapa pertanyaan yang cukup menggugah emosi dan kepercayaan seseorang seperti :
Di manakah Surga?
Apabila Tuhan itu ada, mengapa dia memberikan kamu kesusahan, memberikan kamu penderitaan dan sesudah itu masih ada ancaman masuk ke dalam neraka?
Apakah kamu masih bisa mengakui Tuhan apabila segala sesuatu yang kamu miliki diambil secara tidak adil oleh orang lain, apa loe masih bisa bilang "Thanks God, I Love You."

Atau kita sepertinya harus lebih realistis kalau agama itu adalah sebuah peraturan yang dibuat oleh manusia untuk mengendalikan manusia agar dia takut akan sesuatu yang disebut dengan dosa.Atau kita lebih realitis dengan berkata kepada diri sendiri, "Hey diriku, gue punya problem, kira-kira apa yang bisa gue lakukan karena Tuhanku sedang sibuk mengurusi belahan dunia yang lain?" Dan kita berbuat sesuatu yang lebih berguna agar hidup kita lebih baik

Joe dan Gavin akhirnya terlibat argumen-argumen panjang dan tidak ingin mengalah satu sama lagi karena prinsip dasar mereka.Sementara itu, Gavin menjadi lebih intim dengan Shana dan ingin membuktikan ke Joe kalau Tuhan itu hanya ilusi semata, apalagi kalau seseorang mengalami titik terendah di dalam hidupnya.Gavin perlahan tapi pasti menjadi selingkuhan Shana dan mengetahui rahasia hidup Shana yang sebenarnya.

Joe akhirnya mengetahui perselingkuhan isterinya dengan Gavin.Joe memberi kesempatan agar Gavin   bertobat dan mengakui Tuhan itu baik di dalam hidupnya karena adanya kesempatan hidup kedua kali dengan cara mengorbankan nyawa Shana atau Garvin dapat loncat, memberikan nyawanya untuk orang yang dia cintai sehingga dia mengetahui rasa menyelamatkan orang lain dan mencari tahu sendiri kemanakah hidup setelah mati.

Ada beberapa makna yang bisa gue ambil dari film yang mengambil tema cukup unik ini :
1.Fanatik itu tidak baik karena dengan kefanatik-an, kita cenderung ingin mengadili orang lain yang tidak sesuai dengan jalan kita.
2.Iman vs Logika itu tidak akan pernah menemui titik terang.
3.Setiap agama memiliki kotaknya masing-masing dan tidak perlu dibandingkan mana yang lebih baik karena itu akan memicu kita untuk merendahkan orang lain.
4.Bad boy selalu lebih diterima daripada pria yang membosankan dan lurus-lurus aja jalan hidupnya.
5.Homo itu teman terbaik wanita.Damn !!!

Overall, gue kasih nilai 7/10 buat film The Ledge.Film ini terdapat adegan-adegan 17++ yang bikin seger mata, jadi hindari nonton film ini bersama anak di bawah umur apalagi sama orang tua (masa iya nonton film beginian ama orang tua, bisa dijewer loch).Film The Ledge tidak cocok ditonton oleh orang yang masih labil dan mudah galau.

Sebagai penutup, gue berikan quote spesial buat film ini : "Apakah kamu percaya, apa yang kamu percayai selama ini dapat terpercaya ?"

Case Kloset
-Kloset Galau-

No comments:

Post a Comment

Kloseter selalu meninggalkan jejak sebelum beranjak pergi...
Jangan Ragu-Ragu untuk beropini segala kegalauannya.