Cado-Cado Kuadrat : Dokter Muda Serba Salah


Masih kembali lagi dengan cado(calon dokter) Ciciripa... maaf maksudnya, cado Riva.Seri kedua ini masih menceritakan pengalaman Riva di dalam menjalani ko-ass, yaitu, masa praktek kerja romusha sebelum menjadi dokter umum.

Kali ini, Riva menuliskan 10 pengalamannya dalam buku Cado-Cado(Catatan Dodol Calon Dokter) Kuadrat.Tidak kalah dengan seri pertamanya, Riva sukses membuat gue meninggalkan tawa dalam bibir alias terpingkal-pingkal ketika membacanya.Gue cuma berfikir : "Kok ada yah, dokter seperti ini? Lebih banyak sialnya daripada untungnya."

Seorang calon dokter seperti Riva pun tidak lepas dari tawaran MLM.Apakah Riva berhasil terbujuk untuk ikutan MLM? Atau jangan-jangan sekarang, Riva sudah menjadi Leader yang sukses dari MLM tertentu? Atau Riva sudah bukan menjual MLM saja, tapi juga menjual dirinya sendiri ?

Di buku ini juga membahas bagaimana pengalaman pertama mereka sebagai Pemuda Pembawa Hasil Coitus (Coitus: bersenggama).Pengalaman pertama mereka meneliti kotoran mereka sendiri.Yackz, apakah semua berjalan dengan tidak semestinya? Tentu saja!


Cado Budi, cado Evie dan tentu saja cado Uba kembali hadir di buku kedua ini.Apabila dalam dunia penulisan ada katagori karakter pemeran pembantu terbaik, gue gak ragu buat voting cado Budi.Dia juga merupakan salah satu elemen penting dalam buku ini.Kalo cado evie tentu saja tampil sebagai anak manis di tengah 2 begundal.Cado Uba ? I love you so much, sambil make masker oksigen.


Tidak ketinggalan di buku kedua ini ada tulisan yang menjadi inspirasi pilihan nama untuk blog cado Riva sendiri, "Dok, papa kirim salam." Kalimat tersebut seringkali gue dengar apabila orangtua yang bersangkutan mempunyai jabatan penting di suatu organisasi, terlepas dari dunia medical itu sendiri.Setelah membaca tulisan yang satu ini, gue jadi iseng ikutan mencoba kepada seorang polisi.

Polisi : "Selamat sore dek, adik tahu kalau adik melanggar lampu merah yang ada di belakang tadi? Bisa perlihatkan surat-suratnya?"

"Sore pak, saya tahu saya melanggar lampu merah.Tapi ini karena ada keperluan mendesak pak Bambang," Jawab gue penuh keyakinan setelah melihat nametag polisi tersebut.

"Memang ada keperluan mendesak apa? Sampai dapat membahayakan keselamatan pengemudi lain." Jawab Polisi ini dengan nada masih sabar.

"Pak Bambang, papa kirim salam nich."

"Siapa bapak kamu? Menteri? Polsek?

"Bukan pak," Jawab gue dengan lugu.

"Terus siapa bapak kamu ?" Seru polisi yang mulai tidak sabar.

"Pak Dodi , bapak masa lupa? Saya telphone saja yah biar bapak ingat "

Tiba-tiba polisi tersebut merasa panik dan berkata, "Dik, saya kebelet buang air nich.Ini surat-surat kamu saya balikin yah.Saya permisi dulu yah, jangan bilang-bilang ke papa yah kalo saya pernah berhentiin motor kamu."

Gue juga binggung kenapa polisi itu menjadi panik, padahal bapak gue itu cuma pak RT doang.Aneh banget deh tapi cara sesat ini lumayan berhasil.Hihihihi

Dengan tebal buku 183 halaman dan masih diterbitkan oleh Bukune, Seri kedua cado-cado ini masih menjadi pilihan tepat untuk yang ingin tertawa ria.Dan sebagai pesan tambahan, bukan cuma dokter muda aja yang serba salah, tapi anak muda memang serba salah di mata orang tua.Curhat dikit aja kok.

Case Kloset
-Kloset Galau-

No comments:

Post a Comment

Kloseter selalu meninggalkan jejak sebelum beranjak pergi...
Jangan Ragu-Ragu untuk beropini segala kegalauannya.